Tuesday, January 20, 2009

CeritaQ saat di Kongju City

KETIKA NIIED (National Institute for International Education) South Korea decided to give me sebuah opportunity study di negerinya, berbagai perasaan muncul. Ada perasaan senang, sedih, bangga, dan takut. Maklum, saat itu belum genap 'primeiro ano' di FUP Timor Leste. Senang karena got an opportunity belajar di luar negeri. Sedih karena mesti berpisah dengan keluarga. Bangga karena mendapat beasiswa dan tidak menyangka kesempatan itu datang begitu cepat, tetapi juga takut karena membayangkan hidup sebatang kara di negeri orang.

Saat itu, 24 Juli 2008, ketika aku menginjakkan kaki pertama kali di South Korea, cuaca summernya panas tak kalah saingannya dengan Timor Leste. Sebagai calon siswi di Kongju National University (KNU), aku mesti berpisah juga dengan teman-teman aku yang datang bersamaan di hari itu.


This is the building that I went first in my first time at the university 
공주 대학교
 administration office

Aku dijemput oleh staff KNU, dan saat itu aku cuman bisa 2 kata bahasa Korea “Annyong Haseyo” dan Kamsahamnida. Bahasa Inggrisku pun tidak mendunkung, soalnya tidak pernah  aku belajar secara intensive, maksudnya ikutan kursus, hanya belajar disaat SMP dan SMA...dan itu pun nggak begitu ngerti apa2....jadi susah untuk komunikasi dengan teman-teman yang datang dari negara lain....uuuuhhhhh

Agar tidak merasa sendirian 'coz udah pisah sama sahabatku Sonia dan Cornelio (dan juga yang lainnya  aku nggak bisa beradaptasi.....maklum baru kenal!!!!), aku memberanikan diri bertanya pada teman-teman yang akan belajar bahasa Korea (한국어) bersama di KNU.

My high school friends who I came to South Korea with
From left: Sonia, me and Cornelio 

Perkenalan yang begitu singkat padat dan jelas itu, cuman dikit yang bisa aku pahami. Apalagi pembicaraan teman Nepal itu....uuuhhhh.... I really couldn't understand what did he say. Tidak satupun kata-katanya yang aku ngerti, even though he answered dengan amat ramah. Wah, aku baru sadar, ini dia yang disebut Nepal's accent. Nilai tes Bahasa Inggris di SMP dan SMA yang cukup tinggi rupanya tidak bisa langsung terpakai.

Karena perjalanan yang hanya memakan 2 setenggah jam, dengan sebuah suitcase besar memasuki dorm ternyata melelahkan. Dari bandara, aku tertidur. Begitu capek rasanya, saat udah tiba di dorm KNU. Belum lagi udara panas yang terasa membakar tubuh. Padahal, cuacanya sama deh dengan di TILES. Konon, untuk mengusir panas yang membakar tubuh, aku memakai jaketnya Sonia (Kayak winter adja). Ini lagi kelupaan jaketnya Sonia dibawa kesini.....ooooppppssss 

Sesudah got to the dorm's office, kita ambil kunci ruangan terus langsung ke Cafetaria dan had lunch. Akhirnya bisa memenuhi juga deh permintaan perut. LOL. Eh ternyata, ooopppss salah lagi!!! Korean food nggak ada satupun yang bisa mengusir lapar, malah membuatku mau muntah....Susah juga yach!!! I thought that cuman bahasa dan tradisi, eehh....makanannya juga aneh-aneh adja. Terpaksa makan adja.

Langit kian redup, reminds me of all my activities tiap sore di rumah. Aku mulai beresin kamar bersamaan dengan roommate aku dari Morroco. Sesaat aku memandang keluar, dengan pemandangan yang begitu tenang dan...air mata mulai turun...sedikit demi sedikit dan akhirnya lebat kayak hujan....and finally I decided untuk tidur. "HOMESICK".

My two crazy friends. Lamiae (Moroccan) and Cecy (Tanzanian)

Aku memulai kehidupan baru di Kongju, South Korea dengan mencoba mengurus sendiri semua persiapan study. Beberapa waktu kemudian, aku baru sadar kalau aku bisa kontak teman-teman dan juga keluarga lewat Internet. Dan mulailah aku mengirim e-mail pada mereka yang aku kangen. 

However, aku tidak tinggal seorang di dorm, I also have 3 friends, mereka adalah orang Korean, baek hati..."Ji Hye, Sera, Soji", dan others roommateku Lamiae dari Morroco, Cecilia dari Tanzania, serta teman Buvhan dari Nepal dan Johannes dari Sweden.


Ji Hye Birthday party

Hari demi hari akhirnya saya mengenal mereka cukup dekat. Namun aku tidak banyak bergaul dengan mereka sebab takut bahasa Inggrisku mampet. Aku memilih bergaul banyak dengan 3 cewek Korea itu. Lewat mereka, aku belajar aksen bahasa Korea, mulai hafal kata demi kata perkenalan, mulai tahu tempat berbelanja makanan orang barat, dan yang terpenting, belajar bagaimana menemukan buku di perpustakaan, yang di mataku amat lengkap, besar, dan canggih, dibandingkan dengan perpustakaan-perpustakaan di Timor Leste.

Dengan full scholarship, aku tidak perlu pusing soal keuangan. Tugasku hanya belajar sebaik mungkin. Baru aja memulai kursus bahasa Korea, susahnya minta ampun. Sampe-sampe aku menangis karena saja nggak bisa baca dan susah menghafal vocabulary yang diberi, disaat teman-teman lain udah mulai bisa.....uuuuhhhhhhhh.......Kondisi ini membuat aku harus mengatur waktu, belajar dan belajar. 

Setelah mulai gabung kelas dengan anak-anak China yang udah belajar 6 bulan sebelum kita (yang sebelumnya cuman kita ber5 dalam satu ruangan), kita memutuskan untuk punya conversation partner supaya bisa bantu kita masing-masing.

Sayangnya, I don't really like the method that those teachers using for teaching saat udah bergabung dengan anak-anak China. Sulit banget beradaptasi dan mengejar materi. And finally sampai juga di third level kedudukannya....lumanyan juga my Korean skill. I am pretty happy with what I've got and have learned.....dengan bantuan sahabat aku Sonia......(makasih yach Sonia....)

Namun begitu sedihnya saat harus menerima kenyataan bahwa nilai tidak memenuhi standard......TEST umum NIIED. Bahasa Inggris dan Korea, dua-duanya PAYAH. Impian aku yang ingin sekali masuk kuliah di Sogang University jadi kabut.

Tapi kemudian harinya aku nerima phone call, eheheeee,,,,,,aku di terima di Sogang University.....nggak tauh betapa senangnya. Aku nggak bisa ukir dengan kata-kata....(akan tetapi ntar mesti belajar lagi bahasa Korea selama 6 bulan disamping kuliah, terus have to pass 5th level). 

SELANJUTNYA, aku tinggal nunggu waktunya untuk moving dari Kongju ke Seoul....dan memulai hidup baru di KOTA itu. Satu harapan aku adalah bisa mengapai impianku. AMIN