KETIKA NIIED (National Institute for International Education)
South Korea decided to give me sebuah opportunity
study di negerinya, berbagai perasaan muncul. Ada perasaan senang, sedih, bangga, dan takut. Maklum, saat itu belum genap
'primeiro ano' di FUP Timor Leste. Senang karena got an opportunity belajar di
luar negeri. Sedih karena mesti berpisah dengan keluarga. Bangga karena
mendapat beasiswa dan tidak menyangka kesempatan itu datang begitu cepat,
tetapi juga takut karena membayangkan hidup sebatang kara di negeri orang.
This is the building that I went first in my first time at the university 공주 대학교 administration office |
Aku dijemput oleh staff KNU, dan saat itu aku cuman bisa 2
kata bahasa Korea “Annyong Haseyo”
dan Kamsahamnida. Bahasa Inggrisku pun tidak mendunkung, soalnya tidak
pernah aku belajar
secara intensive, maksudnya ikutan kursus, hanya belajar disaat SMP dan
SMA...dan itu pun nggak begitu ngerti apa2....jadi susah untuk komunikasi
dengan teman-teman yang datang dari negara lain....uuuuhhhhh
Agar tidak merasa sendirian 'coz udah pisah sama
sahabatku Sonia dan Cornelio (dan juga yang lainnya aku nggak bisa beradaptasi.....maklum baru kenal!!!!), aku memberanikan diri
bertanya pada teman-teman yang akan belajar bahasa Korea (한국어) bersama di KNU.
My high school friends who I came to South Korea with
From left: Sonia, me and Cornelio
|
Perkenalan yang begitu singkat padat dan jelas itu, cuman dikit
yang bisa aku pahami. Apalagi pembicaraan teman Nepal itu....uuuhhhh.... I
really couldn't understand what did he say. Tidak satupun kata-katanya yang aku
ngerti, even though he answered dengan amat ramah. Wah, aku baru sadar, ini dia
yang disebut Nepal's accent. Nilai tes Bahasa Inggris di SMP dan SMA yang cukup
tinggi rupanya tidak bisa langsung terpakai.
Langit kian redup, reminds me of all my activities
tiap sore di rumah. Aku mulai beresin kamar bersamaan dengan roommate aku dari
Morroco. Sesaat aku memandang keluar, dengan pemandangan yang begitu tenang
dan...air mata mulai turun...sedikit demi sedikit dan akhirnya lebat kayak
hujan....and finally I decided untuk tidur. "HOMESICK".
Karena perjalanan yang hanya memakan 2 setenggah jam, dengan
sebuah suitcase besar memasuki dorm ternyata melelahkan. Dari bandara, aku tertidur. Begitu capek rasanya, saat udah tiba di dorm
KNU. Belum lagi udara panas yang terasa membakar tubuh. Padahal, cuacanya sama
deh dengan di TILES. Konon, untuk mengusir panas yang
membakar tubuh, aku memakai jaketnya Sonia (Kayak winter adja). Ini lagi
kelupaan jaketnya Sonia dibawa kesini.....ooooppppssss
Sesudah got to the dorm's office, kita ambil kunci ruangan terus
langsung ke Cafetaria dan had lunch. Akhirnya bisa memenuhi juga deh permintaan
perut. LOL. Eh ternyata, ooopppss salah lagi!!! Korean food nggak ada satupun
yang bisa mengusir lapar, malah membuatku mau muntah....Susah juga yach!!! I
thought that cuman bahasa dan tradisi, eehh....makanannya juga aneh-aneh adja.
Terpaksa makan adja.
My two crazy friends. Lamiae (Moroccan) and Cecy (Tanzanian) |
Aku memulai kehidupan baru di Kongju, South Korea dengan mencoba
mengurus sendiri semua persiapan study. Beberapa waktu kemudian, aku baru sadar
kalau aku bisa kontak teman-teman dan juga keluarga lewat Internet. Dan
mulailah aku mengirim e-mail pada mereka yang aku kangen.
Ji Hye Birthday party
|
Hari demi hari akhirnya saya mengenal mereka cukup dekat. Namun
aku tidak banyak bergaul dengan mereka sebab takut bahasa Inggrisku mampet. Aku
memilih bergaul banyak dengan 3 cewek Korea itu. Lewat mereka, aku belajar
aksen bahasa Korea, mulai hafal kata demi kata perkenalan, mulai tahu tempat
berbelanja makanan orang barat, dan yang terpenting, belajar bagaimana
menemukan buku di perpustakaan, yang di mataku amat lengkap, besar, dan
canggih, dibandingkan dengan perpustakaan-perpustakaan di Timor Leste.
Dengan full scholarship, aku tidak perlu pusing soal keuangan.
Tugasku hanya belajar sebaik mungkin. Baru aja memulai kursus bahasa Korea,
susahnya minta ampun. Sampe-sampe aku menangis karena saja nggak bisa baca dan
susah menghafal vocabulary yang diberi, disaat teman-teman lain udah mulai
bisa.....uuuuhhhhhhhh.......Kondisi ini membuat aku harus mengatur waktu,
belajar dan belajar.
Setelah mulai gabung kelas dengan anak-anak China yang udah
belajar 6 bulan sebelum kita (yang sebelumnya cuman kita ber5 dalam satu
ruangan), kita memutuskan untuk punya conversation partner supaya bisa bantu
kita masing-masing.
Sayangnya, I don't really like the method that those teachers
using for teaching saat udah bergabung dengan anak-anak China. Sulit banget
beradaptasi dan mengejar materi. And finally sampai juga di third level
kedudukannya....lumanyan juga my Korean skill. I am pretty happy with what I've
got and have learned.....dengan bantuan sahabat aku Sonia......(makasih yach
Sonia....)
Namun begitu sedihnya saat harus menerima kenyataan bahwa nilai
tidak memenuhi standard......TEST umum NIIED. Bahasa Inggris dan Korea,
dua-duanya PAYAH. Impian aku yang ingin sekali masuk kuliah di Sogang University jadi kabut.
Tapi kemudian harinya aku nerima phone call, eheheeee,,,,,,aku di
terima di Sogang University.....nggak tauh betapa senangnya. Aku nggak bisa
ukir dengan kata-kata....(akan tetapi ntar mesti belajar lagi bahasa Korea selama
6 bulan disamping kuliah, terus have to pass 5th level).